"Apa maksud perkataan kamu itu? Aku jahat? Apa maksudnya? Siapa yang udah aku jahatin?" tanya Meisya sambil berlinang air mata.
"Dasar cewek sombong! Cewek kurang ajar! Cewek sialan! Dasar cewek hina! Ternyata kamu itu benar-benar sok suci ya. Seakan-akan kamu itu bersih dan nggak punya dosa. Dasar nggak tahu diri!" Penelfon misterius itu mencaci maki Meisya habis-habisan.
"Cukuppp! Hentikannn! Aku muak sama semua omongan kamu yang nggak bermutu itu. Dasar penjahat! Penipu!" teriak Meisya.
Meisya segera mematikan telfonnya. Dia merasa sakit hati dengan cacian dan makian dari wanita misterius itu. Meisya menangis sejadi-jadinya di teras rumah sakit itu. Semua orang yang berada disana pun segera memandang Meisya dengan tatapan sinis dan mereka mulai berbisik-bisik.
Meisya merasa heran dengan tatapan dan gestur dari orang-orang tersebut. Ada apa? Kenapa? tanya Meisya dalam hatinya.
Tiba-tiba datanglah seorang wanita paruh baya yang berjalan menghampiri Meisya.