Meisya menyentuh kepalanya yang terasa perih. Dia merasakan sesuatu yang hangat di tangannya.
"Awww," lirih Meisya.
Dia melihat tangannya yang berwarna merah dan penuh dengan darah. Meisya merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya karena pecahan botol parfum itu.
"Tolongg, Mamaaa!" teriak Meisya.
Clara segera mengambil sebuah gunting dan mendekati Meisya dengan wajah yang begitu marah. Meisya segera beringsut mundur saat melihat Clara akan melakukan hal tak terduga itu. Dia benar-benar takut dan khawatir. Apa yang salah dengan pertanyaannya tadi?
Stevi kaget bukan main saat melihat perilaku aneh Clara itu. Dia segera menghampiri Clara dan mencoba menenangkannya.
"Ra. Udah Ra. Kamu ingat Meisya kan? Dia sahabat kamu. Sahabat kita," bujuk Stevi.
"Meisya?" tanya Clara.