"Apa Sya? Darah?" Mama Ningrum tampak sangat terkejut.
Kemudian mama Ningrum segera mengambil pisau itu dari tangan Meisya. Dia memandang pisau itu dan membalikkannya berkali-kali. Kemudian mama Ningrum berjalan menghampiri Clara dan Vania yang terlihat masih ketakutan.
"Apa kalian berdua terluka? Apa pisau ini tadi mengenai kalian?" tanya mama Ningrum.
Tapi mereka berdua segera menggelengkan kepalanya.
"Pisau itu dilempar tante. Dan mungkin memang sengaja ditujukan sama kita berdua. Tapi untung saja lemparan itu meleset. Kita berdua bisa menghindar tante." kata Clara.
"Oh syukurlah kalau kalian berdua nggak kenapa-kenapa. Berarti darah di pisau ini pasti darah binatang." Mama Ningrum tampak lega saat mengetahui bahwa Clara dan Vania tidak terluka.
"Apa darah itu juga yang dia pakai untuk membuat tulisan di jendela dapur?" Meisya bertanya kepada mamanya.
"Hmm.. menurut Mama sih kemungkinan begitu Sya." jawab mama.