Dia terus memandangi kain merah yang sudah koyak itu. Pikirannya melayang kemana-mana.
"Ah, tidak mungkin. Kecelakaan Indah pasti adalah laka lantas biasa. Tidak mungkin ada hubungannya dengan si jubah merah. Lagipula pasti ada banyak orang yang memiliki baju berwarna merah darah seperti ini." Pikir Meisya.
Dia pun mencoba berpikir positif. Tapi kemudian pikiran itu hilang dan muncullah pemikiran negatifnya.
"Kalau benar ini ada hubungannya dengan si jubah merah, berarti bukan hanya aku yang diteror oleh nya. Bisa jadi Indah juga diteror. Lalu bagaimana dengan teman-temanku yang lain. Clara? Stevi? Vania?"
"Apakah mereka juga diteror oleh si jubah merah itu? Aku harus cepat-cepat bertemu dengan mereka. Masalah ini harus bisa aku selesaikan. Aku harus memecahkan misteri ini."
"Siapa sosok berjubah merah itu? Dan apa hubungannya dengan kami semua. Apa sebenarnya salah kami?"
Meisya pun segera berangkat menuju kampus .