Viana mengernyitkan dahinya serta memicingkan kedua matanya, menangkap maksud yang diberikan oleh Reyhand dengan suara dehemnya itu.
"Ada apa? Ada yang salah dengan penjelasanku?" Viana bertanya keheranan.
"Enggak. Sama sekali enggak." Reyhand menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Lalu?" Viana bertanya lagi.
Reyhand terdiam sejenak, sembari melayangkan pandangannya ke depan sana. Setelah tampak memikirkan sesuatu selama beberapa saat, Reyhand kembali memalingkan wajahnya dan menatap ke arah Viana.
"Nggak ada apa-apa. Sekarang kamu teruskan aja penjelasan kamu, dan apa yang bisa aku lakukan untuk menolong kamu. Karena bagaimana pun juga kita adalah saudara sepupu. Jadi, sudah menjadi kewajiban aku untuk membantu kamu." Reyhand berkata sembari ekor matanya mencuri-curi pandang pada sepupunya yang berwajah sangat cantik.
Viana terdiam sejenak, lalu sesaat kemudian ia segera menarik napas panjang kemudian menghembuskannya melalui mulutnya.