"Semoga saja ayah memang benar-benar ada di sana." bisik Zevana dalam hati dengan penuh harap.
Perasaan Zevana saat itu sungguh-sungguh tak keruan. Zevana merasa senang namun juga takut kecewa. Mungkin siapa pun orang yang berada di posisi Zevana sekarang akan memahami perasaannya itu. Perasaan campur aduk yang sebenarnya ujung-ujung meminta sebuah kepastian namun, juga takut menghadapi kenyataan.
"Tapi bagaimana jika sebaliknya? Aish… sial…pikiran apa ini?" ucap Zevana sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha berhenti berpikir sesuatu yang tidak-tidak tentang ayahnya.
Meskipun Zevana berusaha sekuat tenaga untuk berhenti berpikir negatif tentang ayahnya dan kemungkinan hal buruk yang mungkin saja dia dapati, sekuat itu pula bayangan-bayangan buruk terus berputar di kepalanya hingga membuat kepalanya lama kelamaan sakit.
"Kamu kenapa Zevana?" tanya seorang pria dengan perasaan sedikit khawatir.
"Entahlah…aku hanya sedikit pusing." jawab Zevana datar.