Sementara itu, Daniel sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia melaju dengan sangat kencang menuju ke apartemennya. Raut wajah kecemasan terlihat jelas di wajah tampannya itu, ketika ia beberapa kali melihat cerminan dirinya di kaca dashboardnya.
"Hm, ada apa sebenarnya? Kenapa dia menghubungiku? Apa lagi yang dia inginkan?" gumam Daniel bertanya-tanya seorang diri.
Ia melirik ponsel yang tergeletak begitu saja di dashboard mobil. Setelah pamit pulang dari apartemen Zevana, Daniel langsung memutuskan untuk pergi. Ia mengatakan pada kekasihnya itu, bahwa ia akan pergi karena ada klien yang ingin bertemu dengannya. Akan tetapi, kenyataan nyatanya berbeda dengan apa yang ia ucapkan. Bukannya mengendarai mobil menuju ke suatu tempat yang akan ia gunakan untuk bertemu dengan kliennya, Daniel justru memacu kendaraannya itu menuju ke apartemennya sendiri.
