Zevana masih terpaku di kamarnya, dan dia merasa jenuh karena terlalu lama menangis. Pikir Zevana butuh teman untuk sedikit mengurangi kejenuhannya dan Zevana memutuskan untuk menghubungi Daniel, sebab lelaki itu yang bisa membuatnya tenang dan merasa punya pelindung dari segala macam gundah dan gelisah.
"Apa kamu sedang tidak sibuk? Bisa datang ke apartemen aku gak?" Suara serak Zevana terdengar jelas ke telinga Daniel, karena Zevana memang baru menangis.
Daniel menunda dulu pekerjaannya, dia juga memberi kode pada anak buahnya untuk keluar dari ruang kerjanya. Sebab sepertinya kekasihnya sedang bersedih, dari suaranya terdengar serak dan parau.
"Apakah kamu baik-baik saja? Suaramu terdengar serak, ada apa? Sekarang aku sedang banyak kerjaan dan memang lagi sibuk." Daniel menaruh ponsel yang sudah loudspeaker di atas meja kerjanya sebab tangannya masih memeriksa beberapa dokumen yang harus di tanda tangani.