Daniel dan Zevana sama-sama terdiam selama beberapa saat, dengan tautan bibir yang masih belum lepas juga. Kedua pasang mata saling bertatapan sesaat, sebelum akhirnya kedua melepaskan pagutan dan mulai tertawa kecil.
"Haha, Daniel. Kamu udah lapar banget?" Zevana memulai pembicaraan dengan diiringi tawanya yang renyah.
Daniel hanya nyengir mendengar pertanyaan dari kekasihnya itu. Ia pun segera mencubit pangkal hidung Zevana, sembari terkekeh malu-malu.
"Hehe, iya, Sayang. Kan terakhir kita makan udah tadi pagi. Tapi sepertinya bukan cuma aku aja yang lapar, tapi kamu juga kan?" Daniel tertawa jahil dan mencubit pangkal hidung Zevana yang mancung, hingga membuat gadis berkulit putih itu mengaduh kesakitan. Kemudian ia pun segera memegangi ujung hidungnya yang terasa sakit dan terlihat sedikit memerah.
"Aww, Daniel. Kamu apa-apaan sih?" gerutu Zevana dengan mengerucutkan bibirnya beberapa senti, berpura-pura marah terhadap kekasihnya itu.