Santi tengah duduk seorang diri di atas sofa yang berada di dalam kamarnya. Memandangi pemandangan di luar jendela kamar, yang langsung berhadapan dengan jalan raya. Sehingga membuat wanita itu bisa menyaksikan lalu lalang kendaraan, yang kali ini dirasanya waktu terasa jauh lebih lambat daripada sebelumnya.
Setelah diceraikan oleh Reyhan, hari-harinya terasa begitu sunyi. Hanya ada kesendirian yang selalu menemaninya. Bahkan kedua orang tuanya pun tak bisa mengusik perasaan hati Santi yang sedang kosong, dan seolah tengah mengharapkan kehadiran suaminya itu kembali.
Ralat! Maksudnya, mantan suaminya.
Dengan tatapan hampa, kedua netranya terus mengarah ke luar sana. Meskipun di luar suasana sangatlah bising dan ramai, tetapi semua itu tak bisa mengobati kesepian di hati Santi. Ia tetap merasa sendiri, dan hanya berteman sepi.