Mendengar suara bel di pintu depan apartemennya, seketika membuat Zevana bergegas meninggalkan Daniel dan berjalan menuju ke asal suara tersebut. Ia terus saja bergumam seorang diri dan bertanya-tanya, kira-kira siapa yang saat ini tengah bertamu ke apartemennya.
Ceklek.
Handle pintu itu pun terbuka, dan Zevana bergegas melongokkan kepala ke luar pintu untuk melihat siapakah yang datang. Kedua pupil matanya melebar, saat melihat sosok pria yang selalu dibencinya, kini sedang berdiri di hadapannya dengan membawa sebuah paper bag di tangannya.
"Ka …. Kamu? Reyhand," secara refleks Zevana menunjuk pada wajah Reyhand dengan suara terbata-bata.
"Hay, Zevana. Apa kabar?" Reyhand berusaha bersikap semanis mungkin, tetapi itu tetap saja tak membuat Zevana membalas senyumannya itu.
"Hmm, apa yang kamu lakukan di sini?" Zevana bertanya dengan ketus. Entah kenapa ia benar-benar tak menyukai anak buah Daniel yang satu ini.