Mama Ningrum menangis dan berteriak histeris sembari memanggil nama Meisya. Om Burhan, Tante Cindy, Tante Ratih dan Tante Weni juga merasa sangat terkejut saat mendengar pernyataan Dokter. Mereka juga terlihat tak percaya. Tidak mungkin Meisya pergi secepat ini, batin mereka semua.
Tak lama kemudian Mama Ningrum terjatuh ke lantai. Dia terus meneteskan air mata dan memanggil-manggil Meisya. Dia benar-benar merasa sudah tidak berdaya. Kehidupannya sudah hancur karena Meisya telah pergi meninggalkannya.
Om Burhan dan yang lainnya merasa cemas dengan keadaan Mama Ningrum. Mereka segera menghampiri Mama Ningrum dan memapahnya untuk bangun. Kemudian mereka semua mengajak Mama Ningrum untuk duduk dan beristirahat.
"Ayo Mbak. Kita istirahat dulu. Mbak harus menenangkan pikiran Mbak." kata om Burhan.
"Apa Bur? Istirahat kamu bilang? Anakku sudah pergi meninggalkan aku. Dia sudah pergi untuk selama-lamanya. Dan kamu masih bisa menyuruh aku untuk istirahat?" tanya mama Ningrum emosi.