Mama Ningrum masih menangis di depan UGD. Dia berkali-kali memanggil nama Meisya.
"Meisyaa. Sadarlah sayang. Mama ada disini. Mama nggak akan pernah meninggalkan kamu. Mama akan selalu menemani kamu disini. Meisya sayang. Mama sayang kamu."
Om Burhan pun ikut menangis melihat keadaan kakaknya yang terlihat sangat shock. Dia segera menghampiri mama Ningrum.
"Mbak. Mbak harus kuat untuk Meisya. Mbak nggak boleh seperti ini terus. Mbak yang sabar ya Mbak. Jangan berhenti berdoa. Pasti doa seorang ibu akan dihijabah sama yang maha Kuasa." Om Burhan memberikan semangat kepada mama Ningrum.
Mama Ningrum segera menoleh kearah om Burhan. Dia pun segera menghapus air matanya.
"Kamu benar Bur. Aku harus kuat untuk Meisya. Aku nggak boleh lemah. Baiklah. Aku akan menjadi seorang ibu yang kuat untuk putriku. Terima kasih Burhan." kata Mama Ningrum. Dia mencoba untuk tersenyum.
"Sekarang Mbak istirahat disini dulu. Biar aku belikan makanan untuk Mbak Ningrum." kata om Burhan.