"Nggak mungkin Pak. Pak Polisi pasti sudah salah orang. Itu pasti bukan Meisya Pak." Mama Ningrum menangis sambil meraung-raung. Dia masih tidak percaya bahwa Meisya anaknya yang mengalami kecelakaan tersebut.
"Kami menemukan dompet ini di dekat mobil korban. Apa ini milik anak Ibu ?" tanya pak Polisi sambil menyodorkan dompet Meisya kepada mama Ningrum.
Seketika tangis mama Ningrum semakin menjadi saat dia melihat bahwa memang benar itu adalah dompetnya Meisya, putrinya.
"Itu.. itu punya Meisya. Tidakk! Meisya !" Mama Ningrum semakin syok.
"Tenang Bu. Lebih baik sekarang Ibu ikut kami ke rumah sakit. Ibu harus menemani putri Ibu yang sedang berjuang disana." kata pak Polisi.
Mama Ningrum menatap kearah pak Polisi. Kemudian dia segera menatap dompet Meisya yang terlihat kotor itu.
Mama Ningrum segera bangkit dan menganggukkan kepala kepada pak Polisi.