"Kenapa sama bapak itu ya?" Viana menoleh kepada Ryan dengan keheranan.
"Entahlah, Vi. Sikapnya aneh banget." Ryan menggeleng sambil mengangkat kedua bahunya pertanda tak mengetahui jawaban dari pertanyaan Viana.
"Ya udah, kalau begitu kita langsung menuju ke rumahnya Reyhand?" Viana bertanya seakan meminta pertimbangan.
"Hmm, boleh. Lebih cepat lebih bagus kan," angguk Ryan menyetujui perkataan dari sepupunya itu.
Mereka berdua lalu berjalan cepat menuju sebuah rumah yang berada di ujung jalan tersebut. Membutuhkan waktu sekitar lima belas menit untuk mereka sampai di rumah itu. Sebuah rumah yang berdiri dengan begitu megah dan kokoh, serta letak yang cukup jauh dari rumah para tetangganya itu, membuat Ryan dan Viana tercengang menyaksikannya.
"Rumah yang besar, megah, tapi kok terlihat menyeramkan ya," cetus Ryan yang terus mengamati keadaan rumah tersebut.
"Seram? Kenapa memangnya, Yan?" tanya Viana karena tak mengerti maksud pembicaraan sepupunya itu.