Daniel meraih tangan kanan Zevana, kemudian mengarahkannya untuk menyentuh rudal miliknya yang sudah mengeras sejak beberapa waktu lalu. Awalnya Zevana merasa takut dan ragu, tetapi Daniel terus meminta Zevana untuk menggenggam dan memainkannya.
"Sentuhlah, Sayang. Sekarang benda ini milikmu, dan hanya milikmu," pinta Daniel dengan wajah meminta dikasihani.
Zevana pun menurut, dan dia melakukan apa yang Daniel minta. Dengan sedikit lebih berani, Zevana menyentuh batang kejantanan milik Daniel dari balik boxer. Benda itu terasa sangat keras saat ini. Tangan Zevana sedikit gemetar, karena ini pertama kalinya dia memegang benda tersebut. Namun, ia terus saja menggenggam dan memainkan ujung kedua jarinya dari balik kain tipis tersebut. Dengan gerakan naik turun, Zevana menelusuri benda berurat tegang itu dan berhenti di bagian paling bawah kulitnya.
"Ahh, Sayang." Desahan itu lolos begitu saja dari mulut Daniel, ketika Zevana tengah asyik memainkan jemarinya di pusaka miliknya.
