127
Usai menyaksikan kemesraan dua manusia itu, Randa memilih untuk segera pergi menuju ruang dosen. Sebab ia tidak ingin lagi melihat kemesraan yang sengaja ditunjukkan oleh Arsyila di kampus. Di dalam ruangannya, Randa merenungi apa yang selama ini terjadi dalam rumah tangganya. Pertengkaran demi pertengkaran yang sering sekali terjadi di antara dirinya dan juga Arsyila, membuat Randa seolah-olah gagal menjadi seorang lelaki bahkan suami, yang seharusnya mampu memberikan tempat ternyaman serta curahan kasih sayang dan cinta untuk istrinya. Sehingga semua itu justru Arsyila dapatkan dari lelaki lain yang baru dikenalnya.
"Sebegitu berartinya kah lelaki itu bagimu, Syila? Sampai-sampai kamu dengan sengaja memperlihatkan bahwa dirimu seolah menjadi miliknya, bukan lagi milikku." Randa menunduk sedih, dan beberapa kali terlihat mengusap air matanya.