Andine mematung di tempatnya berdiri, bibirnya sedikit terbuka saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang majikan tersebut.
"Apa yang kau lihat?" Ben melotot tajam ke arah gadis itu. "Pergilah! Bagaimana bisa, Bibi Elena mengirim dirimu untuk bekerja di rumah ini?" Suara pria itu mulai meninggi, membuat nyali Andine semakin menciut.
"Tuan!" Tiba-tiba Elena datang dengan tergopoh-gopoh. "Tuan, tolong jangan pecat, Eve! Saya jamin ini adalah kesalahannya yang terakhir. Saya berjanji akan menasehatinya agar lebih berhati-hati." Elena memelas sambil menangkupkan kedua tangan, memohon di samping Andine.
Kemarahan Ben perlahan memudar, ia menatap Elena dengan perasaan iba. Pria itu menghela napas pendek, kemudian kembali mengalihkan tatap ke wajah Andine yang tampak sangat ketakutan.
"Jika bukan karena bibimu, saya tak akan memaafkanmu." Andra berujar lirih dengan tatapan tajam. Andine yang mendengarnya sampai merinding ketakutan.