Benny mengusap wajah frustasi, ia tak pernah bisa mempercayai Sarah sejak dulu hingga kini. Pria itu sangat paham bagaimana sifat asli wanita itu, ia juga mengerti bagaimana perasaan Sarah terhadapnya.
Makanya, adalah hal yang aneh dan mustahil jika Sarah sampai mengkhawatirkan dirinya.
Padahal, tanpa Ben sadari, apa dan siapa saja pun bisa berubah. Termasuk hati Sarah.
Siang itu, Benny kedatangan tamu. Pegawai di kantornya mengatakan bahwa ada seorang pria berjas yang katanya adalah rekan kerja Benny, tanpa pikir panjang atau menanyakan detail ciri-ciri sang tamu, Benny langsung mempersilakan pria tersebut untuk masuk ke ruangannya. Padahal, ia juga sedang sibuk-sibuknya.
Tok, tok, tok!
"Masuk!" seru Ben kemudian.
Pintu dibuka, pemuda berjas coklat yang menjadi tamunya itu melangkah masuk dan berjalan menghampiri Ben yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Selamat siang, Tuan Ben."