"Apa-apaan ini?"
Rena yang baru saja meletakkan dua cangkir teh langsung memelotot galak. Dia memandangi induk semang barunya yang duduk santai di sofa ruang duduk, seolah-olah tempat ini adalah huniannya sendiri.
Rena tertegun. Ringisan lebarnya muncul dalam hati.
[Ini kan, memang rumah Eric. Ya, terserahlah dia mau ngapain saja.]
Rena merampas kertas yang dilambaikan Eric. Mata hitam perempuan itu membaca cepat huruf demi huruf dan angka demi angka yang tercetak di lembaran putih tebal itu.
"Sem--sembilan ratus ribu won?" Bola mata Rena membulat sempurna. Otaknya dengan cepat mengubah nominal tersebut dalam rupiah.
Dan jantung Rena hampir berhenti berdetak.
"Seratus juta rupiah?" seru perempuan itu keras.
Rena mendongakkan pandangan. Dia menatap Eric lekat-lekat. Mulutnya terbuka lebar.
"Astaga, Tuan. Ini apa?" sapaan Rena langsung berubah formal. "Sembilan ratus ribu yen bukan angka yang kecil. Ini bahkan ... bahkan ...."