Jun terus berlari ke dalam kastil untuk menemui sosok wanita yang sangat dicintai oleh tuannya.
Ketika ia sampai di depan ruangan yang merupakan kamar dari sang wanita, ia langsung membuka pintu dengan sopan, dan berlutut.
"Nona Hwayun. Aku datang untuk menjadi perisaimu."
Akan tetapi, Jun menjadi sangat kaget. Karena di hadapannya, Hwayun nampak tersenyum sambil memegang sebuah pedang.
"Jadi, Lin Fei sudah menentukan akhir hidupnya?" tanya Hwayun sambil tersenyum.
"Ap ... apa yang ... anda maksudkan .. Nona?" tanya Jun yang tidak mengerti.
Jun menyadari kebingungan dari pria itu. ia pun tersenyum.
"Jun, apakah kau percaya denganku?"
"Ten ... tentu saja, Nona. Aku sangat percaya pada Anda."
Hwayun kembali tersenyum setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu.
"2 hari yang lalu, Aku mendapatkan sebuah mimpi. Atau, lebih tepatnya jika aku sebut sebagai sebuah pengelihatan."
"Pengelihatan?"
Hwayun menganggukan kepalanya dengan perlahan.