Haes-sal keluar dari ruang perawatan intensif dengan hati hancur. Ada sebagian dari dirinya yang terasa kosong setelah Rena pergi. Namun, ada sebagian lain dari dirinya yang dipenuhi harapan akan pertemuan dengan Hee Young.
Saat berada di luar, malaikat itu tidak lagi melihat Hwanung. Dia menghela napas panjang. Dibantingnya tubuh ke kursi logam yang ada di depan ruangan. Derit kerasnya memekakkan telinga sebelum kembali ditelan kesunyian.
"Aku tahu, kecelakaan itu pasti ulahmu, Yang Mulia," gumam Haes-sal pada dirinya sendiri.
Dia mendongakkan pandangan. Tidak ada siapa-siapa yang bersama dengannya. Namun, Haes-sal tahu perkataannya mampu didengar oleh Hwanung.
"Tidak ada kecelakaan manusia yang bisa membuat kendaraanku sampai hancur. Hanya kehendak dewa yang mampu melakukannya. Apa rencanamu sebenarnya, Yang Mulia?"
**
Rea memperbaiki posisi gaunnya. Dia lantas mengamati pantulan dirinya di cermin setinggi langit-langit yang berada di tiga sisi tubuh.
"Ini sempurna."
