Chereads / Angela the Alpha's Mate / Chapter 10 - 010 Gua Di Pantai

Chapter 10 - 010 Gua Di Pantai

Carl Wellington, sang paman, dan Diandara White, sang ibu masih terus mencari pengawal baru untuk Angela Wellington dari golongan sebangsa Tony Sark. Segala cara dan upaya mereka kerahkan.

Mereka berdua, terutama Carl Wellington semakin giat mencari pengawal baru bagi Angela Wellington, hingga ke pelosok negeri di dunia. Mengantisipasi saat bulan purnama sempurna, yang akan jatuh tepat pada hari ulang tahun Angela Wellington. Karena kelahiran Angela Wellington adalah anugerah sekaligus bisa menjadi malapetaka, jika Angela Wellington jatuh ke tangan yang salah.

Pada ulang tahunnya yang ke delapan belas nanti, Angela Wellington tak ubahnya sebuah Kotak Pandora.

Carl Wellington menghubungi semua koneksi yang ada, dengan sembunyi-sembunyi, tentu saja.

Mereka kaum manusia yang tertutup, sangat sulit membongkar identitas mereka, tanpa terlebih dahulu meyakinkan bahwa Carl Wellington bukanlah orang yang jahat.

Carl Wellington sampai harus mengeluarkan kartu identitasnya demi untuk meyakinkan keturunan kaum Ibis terakhir di hadapannya, bahwa benar ia adalah Carl Wellington–bukan hanya mengaku-ngaku.

Kaum Ibis sangat mengenal baik Brad Wellington, tetapi tidak dengan Carl Wellington. Di keluarganya–Wellington, hanya Brad Wellington satu-satunya manusia serigala, Werewolf Alpha, karena suatu takdir yang tanpa sengaja menyentuh kehidupan remajanya, yang dahulu hanya manusia biasa.

Pertemuannya dengan seorang remaja sebayanya, dan terlibat cinta dua dunia yang berbeda, yang kemudian melahirkan anak mereka, putri satu-satunya, Angela Wellington.

"Kurasa kau harus membaca buku catatan ini." Carl Wellington menyodorkan buku kecil ke hadapan pria yang bernama Ardolph Kline.

Ardolph Kline menerima buku catatan itu dan membuka-buka halamannya dengan tatapan waspada.

"Itu milik Brad Wellington–dahulunya. Sebelum dia menghilang." Carl Wellington menjelaskan.

Ardolph Kline pria yang tampak dingin dan kaku melirik sekilas Carl Wellington dan melanjutkan penelusurannya halaman demi halaman buku milik Brad Wellington. Hingga jarinya berhenti membuka halaman yang memuat informasi ulang tahun Angela Wellington.

Ardolph Kline, pria yang Carl Wellington temukan bersembunyi di Aljazair, sebuah negara di pesisir Laut Tengah, Afrika Utara, sepertinya mengetahui sesuatu. Tanpa bertanya lebih lanjut soal tanggal lahir Angela Wellington, pria dingin itu terlihat melunak.

"Apa yang bisa kami bantu?" tanyanya tegas dan datar.

"Kami?" Carl Wellington mengangkat alisnya, tidak disangka, semudah inikah mendapatkan bantuan? Atau pria tinggi besar di hadapannya memiliki tujuan lain, yang akan diajukan, jika mereka mau membantu Carl Wellington.

"Kami banyak berhutang budi pada Brad Wellington, jika anak keturunannya mendapatkan masalah, tugas kami membantunya." Ardolph Kline menjelaskan tanpa ditanya, seolah mengetahui apa yang ada di pikiran Carl Wellington.

Hei! Mereka masih keturunan Vampir dan Werewolf, yang Carl Wellington ketahui dari Brad Wellington dahulu, kaum Immortal ini memiliki kemampuan untuk membaca pikiran dan telepati. Mungkinkah?

"Kau ingin menguji kesabaranku?" Ardolph Kline tampak tidak sabar.

"Tidak. Tentu saja tidak. Aku, kami, memerlukan seseorang dari kaum kalian untuk menggantikan Tony Sark ..." Ardolph Kline mengangguk mengerti.

"Tony Sark yang malang, kami sudah mendengar rumor tentangnya. Diserang binatang buas?!" Ardolph Kline menggebrak meja dengan tatapan marah, membuat Carl Wellington terkejut, dan melirik ke sekitarnya, khawatir tindakan Ardolph Kline mengundang orang lain memperhatikan mereka berdua.

Pertemuan rahasia antara Carl Wellington dan Ardolph Kline berada di sebuah pub yang sangat tertutup, berada di dekat Gurun Sahara yang mencakup delapan puluh persen dari luas wilayah Aljazair.

Tidak semua orang asing bisa masuk ke tempat itu, kecuali mereka yang memiliki koneksi. Dan Ardolph Kline, adalah kaum Ibis turunan bangsa Afrika Utara, yang perawakannya seperti penduduk Libya, Mesir, dan Tunisia, tidaklah berkulit hitam, seperti bangsa Afrika umumnya.

Ardolph Kline, lebih mirip bangsa Arab atau pun Eropa, atau gabungan dari keduanya, karena warna matanya yang biru jernih.

"Tony Sark tidak akan mudah mati dibunuh hanya oleh seekor binatang buas! Pasti kaum Immortal itu yang membunuhnya!" Ardolph Kline mengucapkan dengan berapi-api, begitu emosi.

"Itulah alasan kami tidak ingin memihak kaum mana pun. Kami berdiri sendiri, dan hidup damai selama berabad-abad."

"Hingga saudaramu–Brad Wellington, bergabung bersama istri manusia serigala betina itu." Ardolph Kline mengakhiri orasinya. Wajahnya masih memerah, kemarahan di hatinya perlahan mereda.

"Jika bukan karena Brad Wellington, kami tidak akan mau melindungi anak keturunan manusia serigala betina itu."

"Angela Wellington, dia juga keturunan Brad Wellington, jangan lupakan itu." Carl Wellington mengucapkan dengan suara bergetar.

Ardolph Kline yang bertubuh besar, dua kali dari Carl Wellington, sungguh berhasil mengintimidasinya. Jika bukan karena tekad, melindungi keponakannya dan seluruh ras manusia, Carl Wellington tidak akan bersusah payah mendatangi negeri yang jauh dari negaranya.

"Jadi, kau–maksudku kalian, bersedia membantuku?" Carl Wellington mengonfirmasi.

"Aku akan membicarakan ini dengan kaumku dulu. Peperangan sudah di depan mata."

"Kami tidak mungkin berdiam diri dalam persembunyian dan membiarkan kejahatan menang di muka bumi."

"Kami akan datang pada waktunya," janji Ardolph Kline.

"Terima kasih, atas kesediaan kalian membantu kami," ucap Carl Wellington merasa lega.

Mereka berjabat tangan sebelum berpisah. Setelah itu Carl Wellington pamit undur diri, tugas pertamanya selesai. Tugas selanjutnya, ia masih harus kembali ke negaranya dan memantau perkembangan Angela Wellington.

Entah bagaimana kondisi Angela Wellington. Lama Carl Wellington tidak menanyakan keadaan Angela Wellington kepada Diandara White, sejak ia menelusuri jejak kaum Ibis selama sebulan terakhir. Dan usahanya membuahkan hasil kesepakatan yang memuaskan.

Carl Wellington tidak menunggu lama, kembali ke Australia dengan penerbangan terakhir.

**

Australia. Distrik 8.

Angela Wellington tengah menikmati liburan semester pertama, di musim panas bersama teman-temannya di sebuah pantai di Australia.

Belajar berselancar di pantai berpasir putih, dan berkayak berpasangan dengan kawanan lumba-lumba.

Selama satu semester yang lalu, Angela Wellington dan genknya menjadi akrab dengan teman barunya di awal kuliah yang lalu, Alarick Muller dan juga genknya.

Angela Wellington saat itu tengah mengayuh kayaknya berpasangan dengan Alarick Muller hingga ke tengah pantai. Arus laut membawanya terombang-ambing hingga kayak yang mereka tumpangi memasuki kawasan yang menyerupai hutan di bagian lain pantai berpasir putih.

Pepohonan yang menjulang tinggi di atas mereka tampak menutupi sebagian cahaya matahari. Seberkas sinar cahaya matahari masuk melalui sela-sela pepohonan.

Kayak berhenti melaju di air yang tenang, membuat Angela Wellington dan Alarick Muller harus mengandalkan tenaganya untuk mendayung hingga ke tepi. Mereka mendayung hingga masuk lebih dalam ke hutan, di sana mereka seperti memasuki dunia lain. Pepohonan mulai berkurang, tergantikan dengan batu-batu karang yang telah mengalami abrasi.

Semakin ke dalam Angela Wellington dan Alarick Muller menemukan semacam gua di tepi pantai, yang terbentuk dari bebatuan yang menjulang ke atas. Air laut di bawahnya terlihat jernih. Hingga mereka bisa melihat apa saja yang terdapat di bawah kayak mereka. Tidak ada ikan di bawah sana, hanya pasir putih dan batu-batu karang berwarna-warni.

Angela Wellington dan Alarick Muller turun dari kayak mereka, menuju daratan yang berpasir putih.

Di hadapan mereka tampaklah sebuah gua. Angela Wellington dan Alaric Muler masuk melalui lubang yang berada di pinggir laut dan menjadi pintu masuk.

Di dalamnya, mereka melihat lubang lainnya yang berada di atas, mengarah ke langit, sehingga telihat langit biru dari dalam sana.

Mereka berdua menikmati keindahan gua dengan dua lubang, yang menyerupai sebuah kastil. Hingga sesuatu terjadi.