Aice yang melihat Liliana telah berjalan jauh bahkan menghilang dari pandangan pun segera membalikkan badannya dan turut melangkah menjauh. Pandangan gadis itu tampak begitu kosong.
Awalnya Aice berpikir jika dengan mengalahkan Liliana maka segalanya akan berakhir. Setidaknya rasa sedih dan pahit di hati mungkin akan sedikit dapat berkurang.
Namun ternyata prediksinya salah, bukannya semakin merasa lega, hati Aice kini justru semakin dilanda pilu hingga tanpa dapat dicegah lagi gadis itu kini mulai mengeluarkan air matanya yang sejak tadi memang telah berkumpul di pelupuk.
Bahkan ketika telah benar-benar bertemu dan berhadapan langsung pun Aice masih belum dapat menemukan kelebihan di dalam diri Liliana yang patut dia jadikan alasan untuk mengenyahkan perasaan cintanya pada Robert.