Hari itu, di sebuah acara amal yang diadakan di sebuah hotel mewah, Hendra Gunawan, seorang pengusaha sukses dan kaya, dengan sederhana menghadiri acara tersebut tanpa mencuri perhatian. Hendra dikenal sebagai pria yang rendah hati dan tidak pernah menonjolkan kekayaannya. Meskipun memiliki harta yang melimpah, ia selalu hidup dengan sederhana dan tidak suka menampakkan diri.
Sementara itu, Angelica, seorang gadis muda keturunan bule dan juga anak dari seorang pengusaha kaya, hadir di acara tersebut dengan segala kemewahan yang dimilikinya. Dia terbiasa hidup dalam kemewahan dan terlihat agak sombong dan tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Saat Angelica melewati Hendra, dia tanpa sengaja menabraknya dan membuat kopi yang dibawanya tumpah ke baju Hendra.
"Maafkan aku!" ucap Angelica sedikit tidak sabaran, sambil memberikan tatapan dingin kepada Hendra.
Hendra dengan lembut membalas, "Tidak apa-apa. Insiden kecil seperti ini tidak perlu dikhawatirkan."
Angelica terkejut mendengar sikap rendah hati Hendra. Dia terbiasa dengan orang-orang yang mengeluh dan marah-marah saat hal kecil terjadi. Namun, diam-diam sikap Hendra ternyata membuatnya terkesan, meskipun tidak ditampakkan lewat rona wajahnya.
Beberapa hari kemudian, Angelica mengetahui bahwa pria yang mencoba menggodanya beberapa waktu lalu adalah Hendra Gunawan, seorang pengusaha sukses yang ternyata juga merupakan calon suaminya yang dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Angelica merasa terkejut dan berpikir bahwa mungkin ada alasan di balik sikap rendah hati Hendra.
Dengan penasaran, Angelica memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang Hendra. Dia ingin bertemu dengan Hendra dan mengungkapkan bahwa dia mengetahui identitas asli Hendra. Hendra terkejut, tetapi dia tetap tenang dan tersenyum.
"Maaf jika aku terlihat sombong atau tidak mengenakkan di awal pertemuan kemarin. Sebenarnya, aku ingin tahu apakah kamu sudah tahu siapa aku ini?," kata Hendra dengan nada sopan.
Angelica terdiam sejenak. Sulit rasanya memilih kata-kata yang lebih tepat untuk membalas pertanyaannya. Angelica yang terbiasa berkata kasar dan ceplas-ceplos tidak bisa berkata apa-apa selain diam. Akhirnya dia berusaha menjawab pertanyaan Hendra meskipun canggung untuk diucapkan.
"Aku sudah tahu siapa dirimu. Tapi mungkin kita bisa mengenal satu sama lain lebih dekat, sebab aku bukan wanita yang mudah tergiur dengan kekayaan meskipun kehidupanku serta penampilanku terlihat glamor" jawab Angelica dengan menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.
Kesan pertama Hendra terhadap Angelica pada pertemuan itu memang tidak begitu baik. Namun Hendra menghargai dan memahami karakter Angelica. Dan ini menjadi tantangan Hendra untuk memastikan apakah Angelica benar-benar wanita yang tidak mudah terpengaruh oleh kekayaannya.
Meskipun mereka duduk berdekatan, namun tidak terlihat saling tertarik satu sama lain. Tak ada kata dan pembicaraan, mereka terdiam dan asik dengan pikirannya masing-masing.
Tanpa diduga ternyata mereka malu-malu mencuri pandang. Namun rasa gengsi dan sikap angkuh lebih menguasai Angelica. Melihat kondisi tersebut Hendra hanya senyum sendiri dan pura-pura tidak tahu.
"Bilang saja suka sama ketampananku, gitu saja kok repot," Gumam Hendra sambil membuang muka.
"Jangan sok tampan kamu! Meskipun kamu kaya dan tampan aku tidak mudah tergoda dengan apa yang kamu miliki." Jawab Angelica dengan ketusnya.
"Sebenarnya apa yang akan Kamu katakan kepadaku? Apakah kamu sudah jatuh cinta kepadaku?" Tanya Hendra.
"Jangan terlalu percaya diri kamu Hendra! Bentak Angelica sambil menggebrak meja di depannya.
"Wow... amazing ternyata kamu bukan hanya sombong tapi galak juga ya," Hendra tersenyum dengan sininya.
"Baiklah, aku cuma mau bilang jangan pernah buntuti aku atau berusaha menggodaku, yang jelas aku sudah punya kekasih yang lebih baik darimu." Sambil mengangkat jari telunjuknya ke arah muka Hendra dengan mata sedikit melotot.
Hendra tak menanggapi ancaman Angelica. Dia malah menyeringai kecil dan pergi meninggalkan Angelica tanpa sepatah kata pun.
"Hai.... Hendra... jangan pergi kamu! Aku belum selesai bicara, dasar laki-laki aneh." Angelica berteriak dan memanggil Hendra namun tak dipedulikannya. Hingga semua mata memperhatikannya.
Angelica pun meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan kecewa karena panggilannya tak dihiraukan Hendra.
Bersambung....