Pove Mega.
"Non, saya mau ngomong sedikit, tapi jangan terkejut, jangan diambil hati juga, ya?"
Bik Sri berbicara dengan lirih dan mendekat ke arahku.
Kenapa hatiku mendadak tidak tenang?
"Tadi saat saya mengantar bubur ayam, Non suami non sedang sama cewek di ruang tamu. Mereka berciuman, sambil saling berpelukan."
Jedder!!!
Ucapan Bik Sri yang hanya berbisik, namun terdengar bak petir yang menggelegar.
Seketika dadaku terasa begitu sesak, seolah terhantam oleh batu yang besar.
Aku berusaha mengatur nafasku, yang terasa kian tersengal.
"Tenang, Non mega, jangan panik."
Bik Sri segera berlari ke dalam, sebentar kemudian, dia sudah keluar lagi dengan membawa segelas air putih hangat di tangan kanannya.
Diminumkan air putih itu kepadaku.
"Pelan-pelan minumnya, Non," ucapnya lagi.
Mega yang masih berdiri mematung, dituntunnya untuk duduk di kursi bergaya Eropa itu.