Hari sudah gelap, badanku sudah lemas rasanya tubuh ini tak bertulang. Seharian aku mutar-mutar mencari Ranaya. Beberapa orang di dekat kampus Ranaya dulu, yang kuperlihatkan foto istriku itu, sama sekali tak mengenalnya. Aku memutuskan ke rumah Mami badanku sungguh tak nyaman aku takut tinggal sendirian. Jika nanti mati, siapa yang akan tau.
Mobilku sampai dihalaman rumah Mami. Pintu langsung terbuka. Mami dan Papi menatap ke arahku. Baru saja aku turun dari mobil. Pandanganku tiba-tiba saja berputar. Badan terasa berat, aku terhempas ke tanah. Hanya samar-samar suara Mami dan Papi memanggil-manggil namaku cemas.
*
"Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Zidane." suara Mami menyambut kesadaranku.
"Ini dimana, Mi?"
"Rumah sakit, Zidane. Kamu pingsan kemarin. Kamu ini gimana toh, Zidane. Seharian mesti ga makan?" sungut Mami.