"Hah... Sangat membosankan" Aku tidak mengira perjalanan ini sangat membosankan "Kenapa tidak ada kejadian selama perjalanan ini, yah... aku harus bersyukur juga tidak ada yang terjadi dalam perjalanan ini, tapi aku sangat bosan"
Sudah 3 Jam perjalanan kami ke Ibukota, kami sekarang sedang beristirahat di penginapan yang ada di kota terdekat.
4 Utusan dari pangeran mahkota sedang aku perintahkan untuk menemani pangeran kedua, George yang ikut bersama kami dengan pelayannya Sebastian.
Pelayannya seperti diduga sangat profesional dari kepala pelayan yang bernama Sebastian. Dia sangat waspada pada kami walaupun 4 orang utusan itu sangat dipercaya oleh tuannya. Dia juga sangat memperhatikan aku, dia mencurigaiku.
Aku kesulitan mendekati George untuk meningkatkan Afeksinya terhadapku.
Aku keluar dari penginapan untuk jalan jalan karena bosan yang kurasakan. Kota disini sepi, tapi dilihat dari ekspresi wajah penduduk dikota ini terlihat lebih baik daripada kota Iztlan. Aku tersenyum melihat damainya kota ini, rasanya sangat menyenangkan jika kedamaian kota ini hancur.
Aku berjalan ke tempat tempat sepi supaya memancing preman atau bandit yang disini. Aku berharap mereka ada disini, aku ingin mengetahui kekuatanku di dunia ini.
Sekarang ini aku lewat kejalanan yang sangat sepi dan gelap diantara penginapan dan rumah rumah yang tinggi disini. Membawa dua belati dikedua tanganku yang kuselipkan dijubah yang ku pakai.
Aku terus mencari para bandit disekitar sini.
Dan akhirnya ketemu.
"Ah, akhirnya ketemu. Asal kalian tahu aku kelelahan hanya untuk mencari kalian, bisakah kalian mengerti?" Aku berbicara dengan para bandit yang berjumlah 5 orang di depanku "Ayo donk, kalian kan bandit. Seharusnya ada yang kalian lakukan kan tentang ini?"
"Hah??" 5x
Para bandit itu secara bersamaan bereaksi dengan perkataan ku.
"Hei, Bocah. Jangan berlagak seperti itu, kau ingin mati kah?"
"Kau ngomong apa sih, Bocah? Biarkan aku mengajarimu sopan santun kepada orang yang lebih tua!"
"Sudahlah, kita bunuh saja dia"
"Ya ya, bunuh saja dia"
"Tenang semuanya, kita akan bunuh dia. Santai saja"
"Hmm... seperti yang diduga dari para bandit, pasti selalu mengatakan itu jika diprovokasi sedikit" Aku mengatakan ini sambil menguatkan pegangan belati yang ada di kedua tanganku sambil menyembunyikannya dari mereka "Ayoo, kemari para bandit sialan"
"Sepertinya kau meremahkan kami, Bocah! Biar ku tunjukkan apa itu rasa dari ketakutan dan keputusasaan!"
Bandit itu mengeluarkan belatinya di kedua tangannya dan mendekatiku dengan santai tanpa waspada sedikit pun terhadapku.
Melihatnya seperti itu membuatku jengkel dan mendecakkan lidahku.
"Aku harap kau juga tidak meremehkanku yaa kan~" Aku juga ikut mendekatinya dan bandit itu juga mengikutinya "Huh... pertama tama satu lawan satu kah? Membosankan"
"Grrggg.... Aku tidak sabar lagi!.... Hyahhh.....Ha....." Bandit itu langsung mengarahkan belatinya kepadaku dan menusukkannya padaku "Ada apa bocah?! Mana kesombonganmu tadi?"
Aku menghindari belati yang ditusukkan tepat keleherku, butuh 5 detik untukku menyadari bahwa aku tidak menghindar dengan sempurna dan akibatnya ada goresan dileherku.
"Ah, sakit tahu? Walaupun tubuhku tidak terlalu kuat, seharusnya menghindari ini mudah" Sepertinya kekuatan manusia di dunia ini dengan duniaku berbeda yaa "Hah, cukup sudah. Aku muak"
Aku mendekatinya dengan menyamping dari badan bandit itu dengan cepat.
"Ada apa sih Bocah?! Ingin memohon ampun?"
"Tidak tidak, bukan itu dasar bodoh. Aku ingin mengatakan sekali lagi 'Jangan remehkan aku, dasar sialan!'. Kau seharusnya segera sadar apa yang terjadi padamu"
"Apa?" Aku memberinya petunjuk dengan menunjuk ke arah leher "Hah? Apaan sih......HAAAAAAHHHHHHHHHH...APA APAAN INI SIALAN!! APA YANG KAU LAKUKAN BOCAH!!?? KENAPA LEHERKU BERDARAH??"
"Hah? Apa yang membuatmu salah paham seperti itu, serangannya belum selesai tahu" Setelah aku mengatakan itu, si Bandit langsung memegang lehernya sekali lagi untuk memastikan apa yang terjadi "Tuh lihat kan, belum selesai. Sebelum kau mati, aku ingin memutuskan kedua lenganmu itu"
"A-a-apa yang mau kau lakukan!!" Aku berjalan tanpa menghiraukan keempat bandit yang daritadi hanya melihat dengan takut diwajah mereka "Ja-ja-jangan mendekatiku, aku bilang jangan mendekat!"
Aku mengeluarkan kedua belati yang ku pegang dan segera memutuskan kedua lengan bandit itu yang sedang memegangi lehernya.
Memutuskannya tanpa ampun, aku merasakan sensasi ketika belati menuju lengan manusia yang dilapisi oleh kulit yang penuh daging dan darah. Darah yang keluar setelah itu muncrat dengan sangat derasnya keatas, si Bandit itu pun menatapnya dengan heran.
"Oh iyaa, aku sudah selesai mengecek kekuatanku. Ternyata masih sama dengan aku yang dulu. Ah... darah ini sangat lezat~"
"Apa-apaan kau ini? Siapa sih kamu!!" Bandit itu mengatakannya dengan sekuat tenaganya, tapi akhirnya dalam 10 detik pasti dia akan mati "Ah.... Kenapa semuanya terlihat terbalik? .....Wah....Betapa indahnya badan yang berdiri itu"
"Hahahaha, sekarang siapa yang ketakutan dan merasakan keputusasaan? Itu kau si Bandit, oh iyaa aku lupa mengatakannya. Sebenarnya kau itu sudah mati dari tadi, tapi leher dengan badanmu masih menyatuh. Mengejutkan bukan? Aku hanya meletakkan ramuan penyembuh dibelatiku setelah aku memutuskan lehermu, ramuannya tidak stabil jadi lama menyembuhkan setelah lehermu terputus. Tapi aku mempercepatnya dengan memberinya sedikit lagi setelah memutuskan lenganmu. Lalu, aku membuatmu merasakan ketakutan dan putus asa. Kau banyak beronta dan mengakibatkan lehermu lama kelamaan terputus kembali. Ah... rasanya pasti sangat sakit sekali.... Dipotong, disembuhkan, dipotong lagi, disembuhkan lagi dan akhirnya terputus dari asalnya~" Aku tersenyum sangat lebar setelah menjelaskan banyak hal tentang situasi ini "Ah.... sayang sekali, kau sudah hilang kesadaran. Baiklah, aku sudah selesai dengan yang satu ini, akhirnya aku akan bermain dengan kalian"
Melihat kepala yang terputus dengan posisi terbalik dan badan yang mati berdiri terdiam itu, aku kehilangan minat dengan boneka yang sudah rusak. Aku menuju ke empat orang itu dan langsung memutuskan kepala dengan leher mereka, tidak menyenangkan sama sekali karena mereka langsung menyerah.
"Ah... aku masih bosan, setelah ini aku ingin pulang saja supaya tidak dicurigai oleh pelayan menyebalkan itu"
Siang Hari, Yaa siang hari. Tanpa diduga hari nya sangat panas, tapi karena aku sudah terbiasa di Padang Pasir panas segini saja tidak cukup untuk menghanguskan ku.
Ini sudah 1 hari perjalanan tapi kami masih belum sampai ketempat tujuan juga..
"Hei Lara, apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Ibukota?" Aku menanyakan pada salah satu utusan yang berjenis kelamin wanita bernama Lara.
"Iyaa, aku sudah mendapatkan informasi mengenai itu. Katanya di Ibukota sangat berbeda dari seluruh kota, keamanannya sangat ketat, penduduk disana sangat aman dan damai. Kaisar sangat berkharisma beserta anak anaknya yang memiliki banyak bakat, istri dan selirnya Kaisar juga banyak. Tetapi, reputasinya bagus sebagai Kaisar yang telah banyak membunuh orang yang tidak bersalah dan menguasai banyak Kerajaan dengan kekerasan. Reputasinya menjadi baik karena Kaisar dan Keluarganya ikut serta dalam perperangan melawan ras Iblis dengan Kaisar paling banyak membunuh dan Pangeran Mahkota sebagai tempat keduanya."
"Hooh, sepertinya sangat berbahaya di Ibukota. Jika itu benar, maka aku harus sangat berhati hati dalam menangani Keluarga Kekaisaran. Aku harus berjuang lebih keras untuk mengambil ahli Kekaisaran ini sebagai sarana menghancurkan dunia"
Ketika aku memikirkan banyak hal, kereta kuda tiba tiba berhenti.
Aku segera melihat situasi diluar, aku melihat kami dihadang oleh banyak orang yang terlihat sebagai perajurit atau mungkin tentara bayaran.
Mereka memakai baju yang sama dengan lambang serigala di bagian dada.
Tidak diragunakan lagi, mereka pasti dalam satu tim. Berarti mereka tentara bayaran kah.
Melihatnya sekali lagi, aku menghitung jumlah mereka ada sekitar 20 Orang.
'Wah, banyak sekali orang. Pasti yang menyewa mereka sangat kaya, apa yang harus aku lakukan? Selagi aku belum tahu keinginan mereka, aku belum bisa melakukan apa apa'
Setelah selesai melihat mereka aku melihat Pangeran Kedua dan Kepala Pelayan yang terlihat tenang. Aku curiga melihat mereka berdua.
Memang, selama perjalanan ini mereka jarang sekali berbicara, aku khawatir apakah mereka telah menyadari ada yang aneh dengan para utusan. Atau....
"Pangeran, segera lindungi diri anda. Kami akan mengulur waktu supaya Pangeran bisa kabur dari sini. Selagi kami belum tahu alasan mereka, Pangeran harus bersiap siap dengan kemungkinan terburuknya" Aku mengutarakan kekhawatiran ku pada Pangeran dengan tujuan untuk mengetahui ekspresi mereka berdua.
"Tenang saja, aku tidak akan kabur seperti pengecut. Aku akan tetap disini sampai akhir. Jika kau ingin kabur, aku izinkan. Apapun itu aku akan keluar bersama kalian dan bertarung. Iyaa kan, Sebas"
"Benar sekali, Tuanku. Kami tidak akan menghentikanmu jika kau ingin lari dan kabur dari sini"
Wah, Wah, Wah. Lihat ini, mereka mengejekku kan? Ataukah mereka bodoh karena tidak mengerti situasinya?
Dilihat dari manapun si Pangeran dan Kepala Pelayan tersebut sangat tenang dan tidak terancam sama sekali dengan tentara bayaran tersebut.
"Tidak, Pangeran. Aku tidak akan lari, bagaimana bisa aku melakukan hal itu ketika Pangeran ingin bertarung disini? Izinkan aku ikut dengan anda" Aku mengatakan kepadanya kalau aku tidak akan lari dari sini.
"Baiklah, kalau begitu. Tolong jaga aku dari mereka dan lindungi aku sampai kalian mati!"
"Your Highness, Pangeran!" 5x
Ah... Akhirnya ada kejadian yang menarik dalam perjalanan yang membosankan ini.