Tak lama berselang sopir itu keluar dari mobil dan menodongkan pistol ke arah Fabio. Dia menerima kode mata dari Tuan Antonio untuk melakukan itu. Dengan penuh keberanian dia mengancam suami Amanda itu dengan suara yang lantang dan begitu keras.
"Mundur, Fabio! Aku sudah memberimu peringatan," ujarnya dengan nada penuh penekanan.
Fabio melihat pistol itu mengarah padanya, sementara Amanda masih begitu nyaman di dalam pelukannya. Mata Fabio sedikit bergetar, pompa jantungnya menjadi semakin kencang. Dia merasa sesuatu yang terjadi saat ini adalah sebuah tekanan.
"Ayah, aku datang dan mengejar kalian karena aku ingin bertemu dengan istriku dan membawanya kembali jika memang aku mampu. Tapi mengapa Ayah membuatnya menjadi sulit?" lirih Fabio.
Mendengar gumaman suaminya Amanda menatap ke atas. Di mana dia menemukan rahang tegas suaminya sedang mengeras dengan begitu kekar. Amanda tak melihat ancaman pistol itu karena dia berdiri memunggungi sopir dan ayahnya.