Fabio membuka kertas yang Amanda berikan itu. Dia membaca semua dan kesimpulannya memang benar, Fabio menderita infertilitas.
"Aku ingat saat kita datang dokter di Las Vegas itu. Kita menemui saat ibu mulai sakit dan ingin segera memiliki cucu." Fabio mengungkapkan ingatannya.
Amanda hanya menganggukkan kepalanya. Dia mengiyakan apa yang sedang suaminya katakan.
"Dokter itu teman ibu, bukan?" tanya Fabio.
"Benar sekali, kita datang untuk memuaskan hati ibu saat itu. Dan aku tak menyangka dokter itu menghubunginya secara pribadi dan mengatakan hasil pemeriksaan itu." Amanda mengenangnya.
Fabio masih tak bisa berkata-kata. Dari sudut pandangnya, Amanda benar-benar membuatnya kecewa. Bagi Fabio kecewanya itu bukan hal yang main-main.
"Sepertinya kau menganggap ini masalah kecil sehingga kau tak perlu katakan itu padaku." Fabio bergumam dalam hatinya.