"Sayang, kau bangun?" seru Yoona.
Fabio baru saja menggerakkan tangannya saja, dia belum membuka matanya tapi sudah diberondong dengan banyak sekali sapaan dari orang di sekitarnya.
"Buka matamu, Nak. Ibu mohon," ujar Nyonya Rezer.
"Fabio, kau sadar?" tanya Tuan Rezer.
Beberapa kalimat itu terdengar oleh Fabio. Hanya saja masih sangat sulit baginya untuk membuka mata. Dia masih melihat lekat pada wanita yang sedang melambaikan tangannya di seberang jalan itu.
Senyum manisnya seakan mengisyaratkan jika dia rela Fabio pergi dengan wanita yang ia sebut sebagai istrinya yang bernama Yoona itu.
"Sebenarnya kau siapa? Mengapa aku begitu berat meninggalkanmu di sini?" ujar Fabio pada dirinya sendiri.
Pandangannya masih tak bisa lepas, hanya saja semakin kabur karena asap putih yang terlihat seperti kabut itu segera turun dan membuatnya hilang dari tempat itu.
