Seperti malam yang dingin, hati Amanda juga terasa sangat dingin. Ruang kosong di hatinya begitu menghimpit hingga tak bisa membuatnya merasa tenang. Dinding-dinding gelap seperti sedang meneriakinya pecundang.
"Apa ini semua, mengapa tak ada kemajuan. Aku tak berdaya, benar-benar tak berdaya," ucap Amanda.
Dia menatap langit kamarnya yang bernuansa putih itu. Hatinya sama sekali tak menghangat. Hingga ponselnya berbunyi, Nyonya Rezer menelponnya.
"Ibu," sapanya.
"Amanda, bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Nyonya Rezer.
"Ah, Ibu. Aku baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir," jelas Amanda.
"Rasanya Ibu sudah tak tahan mendengar ayahmu terus membicarakan Yoona. Tak adakah cara untuk segera membuka semua ini? Mengapa Ibu merasa kau akan keadaan yang sulit," ujar Nyonya Rezer.
"Jangan khawatir, Ibu. Semua akan baik-baik saja," ucap Amanda.
"Tapi, Nak," balas Nyonya Rezer.