Chereads / Menantu Pungut / Chapter 7 - Bab 7 Antara Hidup Dan Mati

Chapter 7 - Bab 7 Antara Hidup Dan Mati

"Siapa mereka, Nek?" Aaron Liu berusaha tetap tenang dan tak bertindak gegabah menghadapi orang-orang itu.

"Aku tak yakin siapa mereka. Sebaiknya kamu berhati-hati dan jangan sampai terluka. Biar aku saja yang keluar menghadapi mereka semua." Nenek Jiang berpikir untuk menghadapi mereka seorang diri. Wanita itu tak ingin jika Aaron Liu sampai terluka.

Belum juga pintu mobil terbuka, Aaron berusaha untuk menghentikan Nenek Jiang. Sebagai seorang pria, ia tak mungkin membiarkan seorang wanita menghadapi mereka sendirian. Rasanya akan sangat memalukan jika ia berdiam diri di dalam mobil tanpa melakukan apapun.

"Biar aku yang keluar menghadapi mereka, Nek. Kumohon tetaplah berada di dalam mobil. Mereka sangat berbahaya," bujuk Aaron Liu pada seorang wanita tua yang kebetulan duduk sendirian di kursi belakang.

"Berhati-hatilah, Anak muda!" peringat wanita itu sebelum Aaron Liu keluar dari mobil. Terlukis wajah cemas bercampur rasa takut yang diperlihatkan oleh Nenek Jiang. Dia khawatir jika sampai membahayakan nyawa seseorang yang selalu menolongnya dalam bahaya.

Pria itu mengangguk pelan sebagai bentuk respon telah mengerti peringatan Nenek Jiang. Bagaimanapun juga, Aaron akan memastikan jika mereka berdua tak ada yang akan terluka.

Dengan penuh kewaspadaan dan sangat berhati-hati, Aaron Liu membuka pintu dan keluar dari mobil. Dia pun berdiri tak jauh dari seorang pria tinggi besar yang nampak sangar dengan penampilannya. Tak peduli jika dia akan mengorbankan dirinya, sebisa mungkin pria itu akan melindungi seorang wanita yang sudah begitu baik padanya.

"Ada urusan apa Anda menghentikan mobil kami? Bukankah ini sangat berlebihan?" Sebenarnya itu bukanlah sebuah pertanyaan bagi Aaron Liu, melainkan sebuah nada protes yang dilontarkannya pada beberapa orang yang sudah bersiap untuk menyerangnya.

"Tak ada urusannya denganmu, Brengsek! Biarkan nenek tua itu keluar dari mobil!" teriak pria itu lagi dengan nada sangat kasar. "Jangan mencampuri urusan kami!" peringatnya.

Tawa Aaron Liu pecah seketika. Dia tak percaya jika mereka sengaja ingin berurusan dengan seorang wanita tua. Bukankah sangat menggelikan dan juga begitu memalukan.

Merasa tak terima dengan respon Aaron Liu, pria itu langsung melangkah maju lalu menarik kerah baju sosok pria tampan yang masih menertawakan mereka semua. Amarahnya pecah karena merasa telah diremehkan oleh sosok yang seharusnya tak terlibat dengan mereka.

"Brengsek! Berani-beraninya menertawakan kami!" murka pria itu tanpa melepaskan cengkeramannya dari pakaian lawan.

"Bukan hanya meremehkan, kalian begitu hina karena mencoba untuk mengusik Nenek Jiang," serang Aaron Liu tanpa ragu sedikit pun.

"Sialan!" Pria itu berteriak sembari melayangkan tangannya ke arah wajah Aaron Liu.

Dengan gerakan cepat dan sangat berhati-hati, Aaron Liu berhasil menangkis pukulan lalu mendorong kuat pria itu hingga hampir terjatuh. Jika bukan anak buahnya yang menahan tubuh pria itu, dia pasti sudah terjungkal ke jalanan.

Sebuah tatapan tajam yang sangat mengintimidasi dilemparkan Aaron Liu pada mereka semua. Tak ada sedikit pun ketakutan dan juga perasaan cemas akan situasi yang berbahaya itu.

Tak terima dengan semuanya, beberapa orang tadi langsung meringkus Aaron Liu dan memberikan beberapa pukulan secara bersamaan. Begitu membabi buta dan seolah tanpa ampun.

Seakan baru saja mendapatkan kekuatan dari langit, Aaron Liu melakukan serangan balasan pada mereka semua. Menghempaskan setiap pukulan dan juga cengkeraman kuat dari dirinya. Dalam sekejap saja, ia berhasil memukul mundur mereka semua.

"Bodoh! Bagaimana kalian bisa kalah melawan pria lemah itu?" geram seorang pria yang tadi sempat mendapatkan pukulan balasan untuk pertama kalinya.

"Majulah melawanku satu persatu! Atau kalian semua maju saja! Aku akan menghabisi kalian semua." Kata-kata Aaron Liu itu bukan untuk menyombongkan dirinya. Dia sengaja memprovokasi mereka agar merasa takut mendengar ucapannya.

Aaron Liu bukanlah sosok pria kuat yang tak terkalahkan. Kemenangan tadi itu hanyalah sebuah keberuntungan semata. Jika dipikir-pikir, ia tak ada apa-apanya dengan beberapa pria bayaran bertubuh tinggi besar itu.

"Habisi pria sombong itu!" teriak salah seorang dari mereka yang mungkin saja merupakan pimpinan dari beberapa orang itu.

"Baik, Bos!" sahut salah seorang dari mereka yang langsung bergerak dan melakukan tendangan keras ke arah Aaron Liu.

Beberapa orang langsung mencengkeram lengan Aaron Liu agar tak bisa bergerak. Sedangkan yang lainnya melakukan pukulan bertubi-tubi pada seorang pria tampan yang berlagak seperti seorang pahlawan kesiangan.

Tak ada ampun baginya, mereka terus menghujani pria itu dengan pukulan keras dan bisa saja mematikan baginya. Mereka benar-benar seorang profesional yang bekerja sebagai tukang pukul untuk menyerang siapapun yang diinginkan oleh kliennya.

Aaron Liu sesungguhnya tak selemah itu. Cedera pada lengannya, membuatnya tak leluasa untuk bergerak bebas. Lebih lagi dia sengaja dikeroyok oleh beberapa orang sekaligus.

"Berhenti kalian!" teriak Nenek Jiang dengan suara keras penuh amarah. "Berani-beraninya main keroyokan! Siapa yang mengirim kalian?" seru wanita tua itu.

"Akhirnya Anda keluar juga, Nenek tua. Kupikir jika Anda akan membiarkan pria tampan ini mati di tangan kami," sinis seorang pria yang tersenyum kecut atas kemunculan wanita tua itu.

"Katakan saja, apa mau kalian!" berang Nenek Jiang pada mereka semua. Rasanya terlalu berbasa-basi dan membuang waktu saja.

Mereka semua langsung melepaskan Aaron Liu yang sudah babak belur dan beralih ke sekitar wanita tua itu. Bagaimanapun juga, Nenek Jiang adalah target mereka semua.

"Ikutlah dengan kami atau kami akan membuat pria lemah ini kehilangan nyawanya!" sahut pria itu lagi.

"Jangan, Nek. Lebih baik aku mati daripada nyawa Nenek berada dalam bahaya. Kembali ke mobil dan pergi dari sini, Nek!" usir Aaron Liu pada wanita tua yang tampak tak berdaya dalam posisi yang tak menguntungkan.

Meskipun Nenek Jiang sudah berumur, Aaron Liu sangat yakin jika wanita tua itu masih bisa menyetir mobil. Dia berharap jika wanita tua itu bisa pergi dengan selamat.