Sebelum Yuna mengingatkan taruhan, Yana mencoba untuk melarikan diri. "Mau pergi ke mana kau? Bukankah kau harus menepati janjimu?" Yuna memegang bahu Yana, menghentikannya agar tidak pergi dari sana.
Yana memutar badannya, menghadap Yuna. "Janji apa yang kau maksud? Aku tidak pernah membuat janji apapun padamu?" elak Yana.
Selalu saja seperti itu, jika dirinya kalah atau sedang dalam masalah. Yana tidak pernah menpati janjinya jika hal itu memberatkan dirinya. Dia hanya ingin sesuatu yang membuatnya merasa bahagia, dia tidak ingin bersusah payah dalam hidup.
"Kau lupa taruhan sebelumnya?" Yuna melepaskan pegangan tangannya pada bahu Yana. "Jika kau benar-benar lupa, tidak masalah. Aku tidak akan mempermasalahkannya!" ucap Yuna pelan.
Yana menghela napas lega. "Itu karena aku tidak memiliki janji apapun padamu. Kenapa aku harus menepatinya?" Yana tersenyum sinis.