"Apa permintaan yang Ayah inginkan?" tanya Achi, masih sibuk mengobati Paul. "Jika aku bisa melakukannya, aku pasti melaksanakan permintaan Ayah!"
Aarav menahan air matanya. Yana, Yuna, dan Sela, sudut mata mereka telah mengeluarkan air mata. Suasana haru menyelimuti tempat tersebut.
"Sebelum aku mengatakan permintaanku. Ada sesuatu yang ingin kukatakan!" ucap Paul dengan suara pelan. "Kau jangan menyalahkan Shylfiette!" Paul menyentuh pipi Achi.
"Apa yang Ayah katakan. Dia harus bertanggung jawab atas hal ini. Setidaknya, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!" ucap Achi dengan kemarahan.
"Hal ini bukan kesalahannya. Jika kau mengetahui apa yang terjadi, kau pasti akan melakukan hal yang sama!" ucap Paul menahan rasa sakit. "Orang yang perlu disalahkan, adalah Ayah!" aku Paul.
Mendengar hal itu, Achi semakin kebingungan. "Kenapa harus Ayah yang disalahkan? Orang yang melakukan kejahatan adalah Shylfiette. Kenapa Ayah yang bersalah?"