"Jangan salahkan aku jika kau terluka!" teriak Aarav menghilang dari pandangan mata Eiireen. Muncul satu langkah di depan Eiireen dengan tangan terangkat tinggi, bersiap melancarkan serangan.
Meskipun berhadapan dengan orang yang cukup tua, Aarav tidak menahan diri sama sekali. Dia bahkan mengeluarkan kekuatan penuh pada serangan pertama. Berpikir jika Eiireen tidak akan berhasil menangkis serangan tersebut.
Namun, apa yang terjadi setelahnya sangat di luar dugaan. Serangan yang dilakukan Aarav berhasil dipatahkan dengan sangat mudah. Entah apa yang sudah terjadi, tubuh Aarav terpelanting sepuluh meter ke belakang, menghamtam tembok yang ada di sana.
Jika saja tidak ada tembok tersebut, mungkin kejadian akan semakin buruk bagi Aarav. "Apa yang terjadi padaku?" tanyanya pada diri sendiri, mengusap ujung bibir yang mengeluarkan darah. "Aku bahkan tidak melihat gerakannya sama sekali."
