"Ternyata kau seseorang yang busuk. Bukankah membohongi seseorang akan menjadi hal yang buruk, apalagi orang yang sudah mempercayai dirimu sebelumnya. Aku salah menilaimu selama ini, ternyata kau tidak layak untuk dijadikan rekan." Itulah bayangan yang sedang ditampilkan di dalam kepala Aarav sekarang.
Raut wajah penuh rasa jijik, di mana senyuman licik terpampang nyata, sementara tatapan mata merendahkan. Tidak ada yang bisa dilakukan Aarav sekarang, dia seakan berada di ujung tebing yang tinggi dan curam. Gerakan apapun yang akan dia lakukan, hanya membuatnya terjatuh ke dalam lembah keputusasaan.
"Apakah aku bisa percaya dengan orang seperti dirinya? Atau justru aku akan dikhianati ketika mempercayai orang tersebut. Kenapa semua ini terjadi pada diriku saat ini, apa yang harus kulakukan sekarang?" tanyanya penuh rasa bimbang di dalam hati.