"Tidak mungkin," ucap Revan menghentikan gerakan tangan. Gerakan yang sejak tadi menyibak dan menyingkirkan daun hijau yang menempel pada tubuh, gerakan yang dia gunakan untuk membersihkan tubuh yang terasa gatal, serta gerakan yang disertai umpatan.
Bola mata Revan terpaku atas apa yang ada di depan hadapannya saat ini. Sebuah kepulan asap menjulang tinggi, hingga puluhan meter di atas tanah. Sementara pohon yang dilewati kepulan asap pasti terbawa terbang, akar yang menancap dalam tidak terpengaruh dengan kuatnya tekanan udara yang mendorong.
"Apa yang baru saja terjadi di sini?" tanya Revan mengangkat tangan di depan mata, berusaha menutupi mata agar tidak terkena debu tanah yang beterbangan. "Apa sesuatu yang buruk sedang terjadi di tempat Aarav dan Erina saat ini?"