Wajah Gretel terlihat dibasahi oleh keringat, otaknya terus membayangkan kejadian di mana kepalanya akan terpenggal beberapa saat yang lalu.
Bola mata Gretel yang sejak tadi terpejam, perlahan mulai terbuka karena tidak merasakan tekanan udara mengenai wajahnya. Pada saat membuka mata secara penuh, apa yang dia lihat puluhan tekanan udara bergerigi berhenti di depan mata.
Senyuman getir mengembang pada wajah Gretel, merasa jika Graham tidak memiliki keberanian untuk membunuh seseorang. Meskipun kesempatan yang dia miliki sudah sangat lebar, tetap saja dia tidak melakukan serangan terakhir dengan baik.
"Kenapa kau berhenti menyerangku?" tanya Gretel tersenyum simpul, dia seakan mengerti akan apa yang sekarang ada di dalam pikiran Graham. "Bukankah kau tidak bisa menyerang seseorang dengan niat membunuh? Bukankah kau tidak bisa membunuh manusia dengan kekuatanmu sendiri? Aku sangat mengerti atas apa yang ada di dalam kepalamu, aku sangat mengerti akan apa yang sudah kau ala—"