"Kenapa kita berhenti! Bukankah kau berkata akan sampai di sana dalam waktu dekat!" teriak pria di bawah air terjun, merasa apa yang dilakukan Aarav hanyalah sebuah lelucon. "Jika memang kau tidak ingin membantuku sampai ke desa dengan cepat, katakan saja sejak tadi. Jangan memberikan sebuah harapan palsu yang tidak dapat kau penuhi!"
Aarav menghela napas kesal, sejak tadi dia harus menjelaskan sesuatu yang tidak perlu dijelaskan. "Bisakah kau diam sebentar saja!" teriaknya sembari melayangkan sebuah pukulan pada kepala pria di depan. "Bukankah sejak tadi aku sudah mengatakan untuk membawamu secepatnya ke tempat tujuan. Jadi, jangan mengatakan hal janji tidak perlu dan tunggu saja apa yang akan kulakukan!"
Merasa kesal atas apa yang sudah terjadi, Aarav bersungut ke arah pria di depan. Terlalu lama berhenti pada satu tempat, membuat Erina dan Revan dapat menyusul mereka beberapa saat kemudian. Aarav segera memalingkan wajah dan menatap kedua teman yang menghampirinya.
