"Cepat jawab apa yang sejak tadi kutanyakan pada dirimu!" teriak pria di bawah air terjun masih dengan posisi bertahan. Bersiap jika saja Aarav berusaha menyerangnya sekuat tenaga, karena dia tidak akan bisa melakukan pertarungan dengan baik.
Bola mata pria tersebut terus saja menatap Aarav begitu tajam dari ujung kepala hingga kaki. "Jika hanya dengan sergapan, aku masih bisa melakukannya dengan baik. Jika pertarungan jarak dekat secara langsung, aku tidak bisa melakukannya begitu saja." Dia menelan ludah kasar, bersiap dengan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi antara mereka berdua.
Secara perlahan, Aarav yang merasa kesakitan bangkit dari duduknya. Dia masih saja memegang perut yang terasa mual, hampir saja seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya dikeluarkan. Untung saja dia memiliki kekuatan pemulih yang cukup besar, hingga membuat seluruh luka yang ada dapat disembuhkan dengan cepat.