"Kenapa kau bisa sangat santai seperti itu!" teriak Erina menghentakkan kaki kesal, merasa apa yang dilakukan Aarav terlalu lama. "Bukankah kau berkata jika tekad yang ada di dalam hati harus segera diwujudkan. Jika hanya bermalas-malasan seperti ini, tidak akan ada gunanya kita memiliki tekad yang kuat dan semangat berapi-api sepeti tadi!"
Menanggapi hal tersebut, Aarav hanya menghela napas sekaligus menutup mata. Rasa lelah yang ada di dalam tubuhnya. "Bukankah terlalu terburu-buru hanya akan membuat keadaan semakin buruk untuk ke depannya?" tanyanya dengan lengan menutup wajah.
Kening Erina berkerut dalam, tidak percaya dengan apa yang dikatakan Aarav. Dia segera melangkahkan kaki dengan kesal ke tempat Aarav, berhenti satu langkah di samping tubuhnya. Tatapan mata penuh intimidasi dibarengi dengan kaki bergoyang menatap Aarav yang tengah bermalas-malasan.