Revan menjulurkan tangan dan mencengkram kerah baju Aarav dengan kencang. Giginya saling bergesekan, menciptakan suara memekakkan telinga. Tatapan matanya begitu tajam dipenuhi dengan kemarahan, berusaha menahan amarah agar tidak memukul Aarav.
"Kenapa kau membakar semua yang ada di desa! Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiranmu saat ini!" teriak Revan sembari mengangkat tubuh Aarav.
Tubuh Aarav melayang satu jengkal di atas tanah, bola matanya masih dipenuhi dengan cairan yang menetes. Secara perlahan, tangannya bergerak untuk menggenggam pergelangan tangan Revan. Kemudian menurunkan tangan tersebut secara perlahan, hingga telapak kaki berhasil menapak tanah kembali.