"Tidak seperti pilar yang lain, aku tidak dapat menutup lubang yang sudah kuciptakan ketika masuk ke dalam inti kekuatan. Lubang tersebut akan melebar seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya berbuka sempurna tanpa selapyr sedikit pun," jelas suara di dalam kepala Aarav.
Bola mata Aarav terbelalak, keringat dingin mengucur deras dari kening. "Jika memang seperti itu, suatu saat nanti aku akan kehilangan kendali atas kekuatanku sendiri. Tidak akan ada satu pun benda yang dapat berhenti di sekitar inri kekuatan?" Aarav mencengkram kepala begitu kencang, terasa sangat pusing.
Aarav tidak tahu apa yang harus dia lakukan ketika saat itu terjadi. Akankah dia bisa bertahan hingga laga saat itu, atau justru sebaliknya. Akan tetapi, bagaimana mungkin dia bisa berhenti begitu saja ketika mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan.