Merasakan penderitaan yang begitu mendalam, Azazel memikirkan sesuatu yang bisa meredakan rasa sakitnya. Dia segera bangkit dan berdiri tepat di depan tubuh Hawk. Tubuh bergetar dengan napas menderu kencang, bersiap dengan tubuh yang akan segera dikendalikan.
Tanpa memikirkan sesuatu lagi, Azazel mencengkram tangan Hawk begitu erat. Kemudian begitu cepat menggerakkan pedang yang digenggam Hawk, mengarahkannya pada dada miliknya sendiri.
"Apa yang kau lakukan!" teriak Hawk sambil menarik tangan yang dicengkeram kuat oleh Azazel. Kuatnya cengkraman tangan Azazel, membuat Hawk tidak bisa menariknya dengan tenaga biasa.
Azazel justru semakin menusukkan pedang tersebut semakin dalam. Hingga akhirnya, pedang tersebut menembus hingga punggung Azazel. Darah segar mengucur melewati bagian dada yang ditusuk. Begitu juga dengan ujung bibir Azazel, mengeluarkan cairan merah kental begitu banyak.