Azazel melompat begitu tinggi, menghantamkan ujung kaki pada ujung kapal. Membuat bagian belakang kapal terangkat hingga tinggi menjulang. Percikan air laut mulai tercipta, layaknya hujan buatan yang tidak begitu deras.
Tatapan mata Azazel yang dibalut dengan percikan air turun, terlihat begitu mengesankan dengan rambut panjang basahnya. Tubuh yang sedikit condong ke depan, bersamaan dengan kaki yang masih tertekuk ke belakang.
"Waktunya untuk membunuh dirimu," ujar Azazel dengan nada dingin tidak bersahabat.
Bukan merasa ketakutan atau apa, Hawk justru tersenyum melihat ancaman yang keluar dari mulut Azazel. Sudah sekian lama dia tidak merasakan ketegangan yang begitu menakjubkan. Hanya sebuah kenikmatan sesaat, kemudian dibalut dengan rasa penyesalan hebat.
