Helaan napas keluar dari mulut Aarav, apalagi setelah melihat apa yang dilakukan Revan sejak tadi. Meskipun tidak melihatnya secara langsung, Aarav tetap saja mengetahui segala bentuk hal yang dilakukan Revan sejak tadi.
"Jika memang ada yang ingin kau sampaikan, cepat katakan sekarang juga," kata Aarav sembari mengangkat tubuh Erina yang terlihat tidak berdaya. Tatapan mata nanar terus saja menatap wajah Erina tanpa berpaling sedikit pun, dia hanya melihat Erina saja sejak awal.
Bahkan ketika berbalik dan saling bertatapan dengan Revan, menoleh untuk menatap wajah Revan saja tidak dilakukan Aarav. Bola matanya hanya tertuju dan terpaku pada sosok Erina yang sudah ada dalam dekapan tangannya. Meskipun raut wajahnya dipenuhi dengan kesedihan, masih terlihat secara samar raut wajah penyesalan dan kebencian yang mendalam.