Aarav dan Revan masih saja dipenuhi dengan raut wajah kesal serta ketakutan. Secara perlahan, Aarav mulai berjalan dengan kepalan tangan berada di depan wajah, bersiap menghantamkan kepalan tangan tersebut pada Revan begitu saja tanpa memberikan jeda sama sekali.
Pada jarak kurang dari dua langkah di depan Revan, Aarav menghentikan langkahnya. Kepalan tangan yang sudah ada di depan wajah, bersiap dihantamkan pada wajah Revan dengan cepat. Akan tetapi, gerakan yang akan dilakukan Aarav terhenti ketika baru bergerak satu senti.
"Apa yang terjadi?" tanya Aarav sembari memutar kepala ke belakang, menatap Erina yang sudah terkapar di atas tanah. Tenaga yang sebelumnya digunakan untuk berteriak, seakan menghilang tanpa jejak begitu saja. "Erina. Apa yang sudah terjadi pada dirinya!" Tanpa menunggu perintah apapun, dia segera berlari menuju ke tempat Erina dengan sekuat tenaga.