"Apa aku sudah berada di ujung ruangan ini?" tanya Aarav pada dirinya sendiri, tidak mengerti apa yang sudah terjadi dengan kepalanya. "Bukankah suara tadi sempat menyinggung, jika tidak akan ada ujung di dalam lubang hitam. Suatu materi yang tidak memiliki ruang dan waktu."
Aarav tidak mempedulikan hal tersebut, apa yang terpenting saat ini adalah melanjutkan apa yang sudah dia rencanakan sebelumnya. Dengan berhentinya kepala yang sejak tadi berguling tak jelas, Aarav dapat melanjutkan dengan bergerak sesuai diri sendiri.
Tanpa menunggu lama, Aarav segera membuka mulut. Detik berikutnya, dia segera menjulurkan lidah serta giginya. Secara perlahan, Aarav menarik kepalanya dengan cara seperti itu. Meskipun sulit untuk dilakukan, tetap saja dia harus melakukannya.