"Di mana Erina!" teriak Aarav yang sudah sadar dari pingsan.
Baru saja membuka mata setelah hampir satu hati tidak sadarkan diri. Hal pertama yang dia cemaskan justru orang lain dan bukan dirinya sendiri. Begitulah Aarav, orang yang selalu mementingkan kehidupan orang lain dari pada dirinya sendiri.
"Kau pasti mengetahui sesuatu tentang keberadaan Erina! Di mana dia, Revan!" Aarav mencengkram kerah baju Revan dan menariknya sangat kuat. Bahkan hampir membuat kerah baju robek akibat perbuatannya.
Revan hanya menggigit ujung bibir, bola matanya bergerak ke arah lain. Dia tidak bisa memandang wajah Aarav dengan penuh kebanggaan. Setelah melihat apa yang terjadi akibat perbuatannya, serta akibat tidak memiliki kekuatan apapun untuk melindungi Aarav.